SEKAPUR SIRIH 16 TAHUN FISIP

Pada kesempatan berharga ini, kami menghadirkan hasil wawancara ekslusif bersama Edi Kusmayadi, M.Pd pada tanggal 10 Juni, bertepatan dengan Dies Natalis Fisip ke-16.

Q: Bagaimana sejarahnya berdirinya Fisip pak?

A: Kondisi waktu itu UNSIL masih berstatus PTS, saya ditugaskan oleh  dari Bapak Pembantu Rektor I (Prof. Dr. Rudi Priadi, Ir,.MS), untuk studi banding ke Fisip UGM dan Fisip Unsoed, dalam rangka persiapan rencana pembukaan fakultas baru di Unsil. Saya bersama Pak Syamsu, staf BAA UNSIL berangkat ke Yogyakarta untuk bertemu dengan Dekan Fisip UGM yang sebelumnya sudah dikirim surat oleh pihak lembaga tentang rencana dan maksud kedatangan kami. Alhamdulillah kami diterima dengan baik oleh Bapak Dekan Fisip UGM. Prof. Dr. Pratikno (sekarang Menteri), beliau sangat senang dan menyambut baik rencana pembukaan Prodi Ilmu Politik dan Ilmu Administrasi Niaga di Unsil, karena di UGM belum ada prodi ilmu politik. Saran beliau hendaknya prodi ilmu politik di Unsil memiliki karakter yang disesuaikan dengan budaya/karakter dan ciri khas kesundaan atau kearifan lokal jawa barat.

Setelah studi banding ke UGM, secara pribadi saya ditugaskan kembali oleh Pembantu Rektor I Unsil, untuk studi banding ke Fisip Unsoed dan menemui Dekan Fisip Unsoed, Ketua Jurusan Ilmu Politik dan  Dr. Israwan. Hasil studi banding ke UNSOED menjadi cikal bakal untuk prodi ilmu politik, karena jurusan ilmu politik Unsoed sudah menghasilkan sarjana ilmu politik. Kesediaan staf pengajar jurusan ilmu politik untuk mengajar di Fisip Unsil, dan kesediaan  Dr. Israwan untuk membantu di kemendiknas serta menjadi pembicara di Unsil dalam rangka rencana pembukaan Prodi Ilmu Politik Fisip Unsil. Kemudian  saya ditugaskan kembali oleh Pembantu Rektor I Unsil, untuk studi banding ke Fisip UI dan diterima oleh Bapak Dekan Fisip UI yang kebetulan orang asli Galunggung Tasikmalaya  Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Sumantri. Beliau secara pribadi bersedia untuk membantu agar Fisip Unsil segera berdiri di Tasikmalaya.

lalu, 2004 Juni, keluarlah ijin operasional.  Tetapi karena infrastruktur dan pengajar belum tersedia, maka pembukaan dilakukan 1 tahun berikutnya, 2005. Setelah kami persiapkan dengan segala keterbatasan, kami mulai membuka penerimaan mahasiswa baru, dan alhamduillah ada 13 mahasiswa yang mendaftar.. (tertawa kecil). Itu 2 prodi (Ilmu politik dan administrasi niaga) tapi kebanyakan ilmu poilitik. Akhirnya ditengah perjalanan, yg administrasi niaga, 4 orang kalo gak salah. Ada yang pindah jurusan lain, ada yang bergabung dengan FISIP.

 

Q: Sungguh perjuangan yang berat ya pak?

A: iya begitu, muncul pertanyaan bagaimana dengan tenaga pengajar bukan?

Q: iya pak..ada kesulitan berarti kah?

A: Untuk sementara, tenaga pengajar Unsil karena banyak dosen yang memiliki latar belakang disiplin ilmu yang sama/satu rumpun keilmuaan yang sama. Sedangkan untuk Prodi Ilmu Politik dipenuhi oleh nama-nama alumnus jurusan ilmu politik  Fisip Unsoed lulusan tahun 2004 dan dosen internal Unsil termasuk nama Ketua YUS (Bapak H. Oman Roesman/S-1 Ilmu Pemerintahan UGM). Nama-nama dosen sekarang ini karena dibuatkan di proposal yg sudah direkomandisikan oleh Unsoed dicantumkan saja, yang operasional saya. Jadi hampir semua mata kuliah saya pegang, kecuali agama, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (MKU). Karena latar belakang Fisip itulah, saya bisa pegang hampir semua mata kuliah jadi tidak terlalu kesulitan.

Pembinaan mahasiswa juga saya pegang. Ya Ketua Jurusan, ya KA TU, ya wakil dekan, semua saya pegang. Semuanya rangkap jabatan karena keterbatasan waktu itu.

 

Q: Bagaimana dengan ruang perkuliahannya pak?

A: Ruang untuk kegiatan kuliah menggunakan gedung lab. Bahasa Inggris, pemakaian gedung bergantian dengan jadwal yang telah disepakati dengan ketua Prodi. Bahasa Inggris. Kegiatan yang pertama kali harus kami lakukan adalah surat menyurat dan administrasi akademik baik ke dalam maupun ke luar, karena terbatas sumberdaya yang ada, saya meminta bantuan pihak BAA untuk memberikan ijin kepada Bapak Atang Nurjaman sebagai tenaga administrasi di Fisip. Pihak BAA mengabulkan permohonan saya, Alhamdulillah sejak Pak Atang membantu saya dalam pengelolaan fakultas, masalah administratif dapat berjalan dengan baik, masalah lain yang belum terpecahkan adalah tenaga pengajar dan program pengenalan kampus kepada mahasiswa baru.

Q: Apa saja tantangan dan harapan kedepan untuk FISIP UNSIL setelah 16 tahun berdiri?

A: kalau tantangan untuk regional Jawa Barat bahwa ilmu politik ini memang sudah ada di UNPAD, begitu juga dengan ilmu pemerintahan. Namun ilmu Politik masih menjadi prodi langka. Dengan adanya berbagai PT swasta baru di berbagai tempat termasuk di Banjar, ataupun Pangandaran ada, kemungkinan animo mahasiswa yang tadinya mau ke FISIP UNSIL Tasikmalaya, bisa saja jadi berkurang. Itu yang pertama.

Yang kedua, masalah kualitas dosen pengajar kita masih belum punya guru besar. Oleh karena itu, mudah-mudahan kedepannya FISIP bisa punya guru besar. harapannya, FISIP tetap eksis dan berkembang dan membuka prodi baru khususnya ilmu hubungan internasional dan ilmu komunikasi karena nampaknya kedua prodi tersebut memiliki prospek yang baik dan cukup digandrungi.

Q: Pesan untuk seluruh warga Civitas FISIP UNSIL?

A: Intinya saya ingin menjaga nilai kebersamaan, nilai kekeluargaan, dan semua nilai-nilai yang terinternalisasi ketika kultur itu diciptakan oleh saya. Tidak ada istilahnya ideologi lebih baik atau lebih besar, tapi semuanya sama. Ketika nilai-nilai terdistribusikan secara proposional, berapapun nilainya. Jangan sampai ada yang tidak terdistribusikan nilai-nilai.

Q: Siap Bapak. Terimakasih banyak Bapak atas waktunya.

A: Sama-sama, Semoga Fisip UNSIL berjaya.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

X